Thursday, June 21, 2007

pesan buat Andrea Hirata

aq sngat terkesan dengan apa yang dikatakan Andre pada tulisan Mbak Endah dan Mbak Echy...bahwa disetiap dia mengadakan bedah bukunya "ada orang-2 cerdas" yang mengkritik dirinya tanpa membaca dulu isi bukunya.
aq ga tau kata-2 orang cerdas disini Andre mengartikan kebalikan atau memang dia benar-2 menganggap mereka cerdas.
rasanya dari tulisan Mbak Endah yang aq kutip yang isinya dari seluruh kritikan yang ditujukan padanya hanya kritikan dari Bapak Sapardi Djoko Darmono yang betul-2 diperhatikan.

aq tersenyum, ada yang kelewat dalam penapakan jati diri Andrea di dunia yang tanpa sengaja membuatnya melambung beberapa tingkat dari orang kebanyakan.
melambung...ya melambung karena dia tiba-2 jadi pengarang dan bukunya laris, dan terkenal...namanya diperbincangkan du dunia sastra dan orang-2 yang berkecimpunglah disitu.
"orang cerdas" yang dia katakan itu mungkin dia mau mengatakan orang-2 usil, yang sok tau atau apalah, aq ga mau berkonotasi mereka-reka, biarlah kalau suatu saat Andrea mampir di blogku ini dan membacanya dia bisa menulis apa yang dia maksud dengan "orang-2 cerdas versi dia" aq hanya menangkap bahwa itu "kebalikan dari arti orang-2 cerdas" saking jengkelnya dia kali menjawab pertanyaan yang kadang ga ada refleksi langsung dng tema yg ada saat diskusi.

"orang-2 cerdas" ini menurutku memang cerdas dalam arti sebenarnya.
aq mengartikan kata"cerdas" itu ya salah satunya adalah orang yang mempunyai pemikiran yang l;ain dari orang lain dan bisa memanipulasi pikiran dia itu dengan berusaha merealisasikan dalam nyata..(bicara, atau tulisan atau tindakan)
biasanya ya bagi orang awam suka dianggap "nyeleneh atau sejenisnya"
orang-2 cerdas ini selalu ada dimana-mana, tidak hanya di ruang diskusi, di seminar,dikeseharian, di kantor, dimanapun juga selalu ada, dan hal ini memang dibutuhkan oleh keadaan. Tanpa kehadiran mereka ada sesuatu yang hilang, kesannya jadi penurut,monoton,doktrin,ABS, sejenislah ...

yang sering muncul justru di dalam seminar atau diskusi, mereka memang memposisikan seperti itu, dan aq brani katakan ini cerdas bener. Bgaimana tidak cerdas, mereka sudah menyediakan waktu luan menghadiri seminar/diskusi, duduk manis mendengarkan moderator bicara dan diikuti selanjutnya perlengkapannya, dan dengan antusias mereka brani untuk bicara dan yang paling membuatku terpukau mereka ini tanpa rasa malu brani menanyakan sesuatu yang di luar kontek atau kadang materinya sudah dibahas cuman dia tidak mendengarkan atau mungkin dia kurang jelas.
memang selintas agak njelehi (ini kata orang soroboyo) nyeleneh, bikin kesal orang lain atau peserta lain, tapi kenyataan ini selalu ada. Dan konyolnya lagi kalau seminar itu membayar , mereka bersedia kehilangan uang demi itu.
sudah waktu terbuang, mendengar trus bertanya dan akhirnya dikecam, itu hanya bisa dilakukan oleh mereka orang-2 cerdas dan tebal muka (orang seperti ini dicari untuk dijadikan marketing handal)
maka itu Andre seharusnya tidak boleh kesal dengan orang-2 ini, dia harusnya bersyukur, siapa tau setelah itu mereka membeli bukunya dan bisa memahami apa yang ditulis oleh Andre.

disamping itu kira-2 Andre pernah menyelidiki tidak, kenapa disetiap diskusinya selalu banyak orang-2 cerdas ini ? apa dia tidak curiga ada yang salah ? mungkin dirinya? atau penampilannya? kesannya yang bagaimana gitu? atau orang-2 disekelilingnya yang ikut andil dia di acara itu?
ingat lho mereka mengadakan kebanyakan di kampus, dimana dunia anak muda lebih dominan, dan tau sendiri kan dunia anak muda, mahasiswa itu bagaimana? wah, aq dulu termasuk jenis orang-2 cerdas yang dikatakan Andrea ini, kami membuat suatu gang yang bukan membuat onar, tetapi membuat suasana lain, kayaknya kalau lain dari yang lain akan menarik atau paling tidak mencuri perhatian walau akhirnya dikecam atau gimana gitu, enggak peduli, show must go on. Hasilnya, otak kami ini terasa segar terus, senang gitu, kami berusaha berpikir nanti harus bagaimana yaa agas suasana bagaimana? bukankah itu memerlukan pemikiran cerdas? ingat lho waktunya hanya sedikit tetapi dapat memikirkan dan membuahkan hasil yang bisa membuat orang lain "gringging..!"
jadi salah besar kalau Andrea kemudian sampai kesal dan akhirnya membenci kritikan yang datang dari mereka.

sekarang aq mau nanya , apakah tujuan diadakan diskusi buku itu ?
apakah orang yang datang dan mengikuti diskusi buku itu harus sudah membaca? kalau syaratnya ini apa sudah dicantumkan di pintu masuk? kalau tidak ada syarat ini berarti sah-sah saja orang yang belum membacanya ikutan.
bukankah diskusi itu tujuan lainnya adlaah menarik orang bagaimana yang tadinya tidak tau menjadi ingin tau dan akhirnya membeli? bukankah teori marketingnya harus begitu kalau kita mau jualan?
lhaaa kalau awalnya Andrea sudah mengecam dan mengatakan ini orang-2 cerdas dan tidak tahan dengan kritkan begini, ya turun ranjang saja, tidak usah menghasilkan karya, mendingan karya-2mu di jadikan buku harian disimpan di lemari.
seharusnya kan Andrea datangi mereka, tawarkan, eh beli dong buku gw, paling enaggak lho kasih kek komentar tentang tulisan gw?

seorang pengarang besar menurut aq adalah "dia bisa menghargai kritikan yang datangnya dari orang awam tapi dia mencintai dunia karangan/sastra dibanding orang sastrawan sendiri"

mengapa begini, ?
1. sebagai orang awam tapi dia cinta buku
2. setiap bulan atau paling tidak dia sudah sisihkan uang untuk membeli buku karangan kita (lain dengan ahli sastrawan kebanyakan bukunya diberi oleh pengarang lain terutama yang baru muncul, biasanya minta nilailah buat dicantumkan di bukunya nih hasil karya gw bagus menurt si anu, si polan/ ya ada nilai jual lah)
3. sebagai pembeli wajar kalau dia ingin mendapatkan barang yang bagus...yang maksimal, jadi kalau kemudian dia beli barang hasilnya jelek, ya wajar-2 saja kalau dia mengkritik, memberi masukan.
4. yang pasti orang-2 awam tapi cinta buku ini yang harus dicari oleh pengarang/sastrawan, tanpa mereka, hasil kau tak ada artinya, kalau cuma dipuji orang sesama sastrawan itu biasa, kalau dikritik orang awam yang dia mencintai buku, ini baru lain

mungkin ada yang hilang atau mungkin apa sudah dilaksanakan sebagian pengarang kita dalam membuat karangan.
pernah tidak sih terlintas, pembacaku itu sebebarnya dari kalangan mana aja?apakah mereka itu sastrawan atau bukan? quisoner ini dapat dilakukan di tempelkan dibelakang karngan kita dan bisa dikembalikan, nanti dari situ kita bisa tau pembaca kita itu dari kalangan mana saja.
semakin prosentase orang awamnya semakin banyak berarti pengarang itu hebat, dia berhasil memikat orang-2 yang bukan sastrawan menjadi mencintai karangan dan akhirnya akan mencintai buku, dan akhirnya akan bisa ikut mencerdaskan dirinya dan bangsa.

masih banyak aq ingin mengulas soal si Andrea ini...hehehe..tapi kali ini aq capek..paling tidak aq sudah tuangkan uneg2 ku mengenai orang-2 cerdas dia itu.
kok kesannya Andrea ini ngeyek gitu....baru segitu aja jadi pengarang dikritik orang-2 cerdas malah lari bukannya merangkul mereka untuk dijadikan pencinta bukunya.

lain kali pesan ke penrbit kasih buku-2 gratis karanganmu pada "orang-2 cerdas" ini karena justru ini potensial untuk karya-2 mu selanjutnya.

wassalam,
ilenk

14.10

No comments: