Monday, December 25, 2006

menjulang di atas awan

awalnya jemari hatiku terasa berat untuk melangkah ke jakarta

namun mengingat kau merayakan natal sendiri disini tanpa saudara

kusempatkan melaju juga dalam mendung cuaca hari senin

apalagi masih selalu terselip kerinduan untuk hanya sekedar
mengusap helai rambut atau tatapan kosong dari samping
berharap ada sesuatu kejutan pada hari bahagia ini


jalan tak begitu padat
mendapat pergantian bis di jakarta semudah menangkap angin
adakah angin bisa ditangkap?
dalam kantuk perlahan
dan mengabarkan lewat koneksitas gelombang suara
ku janji berhenti di halte seperti biasa
menjemput dia
tuk melangkah entah ke awan mana


sempat bingung menentukan arah kemana kita pergi
sempat kusisir sejenak rambut yang mulai kusam
katamu "aku sudah lama tidak minum susu"
adakah pengaruh minum susu dengan rambut kusam
kau bilang "ada !"
"ooo..." baru tahu aku
akhirnya awan di ujung seperti biasa kita mangkal
melepas rindu, penat dan bicara


sebenarnya tak ada uang di dompetku
sejak setahun ini aku sudah tercekik
namun entah karena iba atau sekedar ingin menyenangkan kamu
aku langkahkan kaki di hari bahagia ini
ku usahakan ada sedikit
ya walau sedikit tapi ada


dari melihat kartu tarot
sampai bercerita tentang semu kehidupan
di sela makan steak kesukaanmu
dan cerita tentang makna natal bagi agamamu
rasanya cukup lama kita berkelana
di selip tiang bangunan dan hiruknya lelakon manusia
sampai tak terasa sore menjelang
waktunya untuk berjalan sendiri kembali seperti semula
mampir sejenak membeli sesuatu
ada yang kurang biasanya pada dirimu
dan sempat kita berdua bersihtegang
tentang makna hemat dan irit
yang selama ini selalu bertentangan antara kau dan aku
dan akhirnya berjalan dalam bisu


menanti bis yang membawa pulang
sempatkan kau bertanya
"setelah ini mau kemana ?"
pertanyaan aneh bagiku
tak biasanya kau bertanya begitu
sepertinya sudah tahu alur ini mau berjalan kemana
namun kali ini ada sentuhan lain
"aku tiba-tiba ingin"
"hah !"
gejolak bunyi gamelan yang lama sudah terkubur dalam
mulai menabuh genderang perlahan mulai pasti
dan bunyi gong bertalu talu dalam hati mulai menari
ada harapan sirna datang
ada keinginan terpendam datang
ada kesanggupan
"tapi aku tak ada uang "


kincir iblis menari dalam rasukan batin
seperti menarik antara tak perlu ada permainan lagi
tetapi sepertinya bisikan mengatakan
"ini untuk yang terakhir kali"
melaju dalam kebimbangan
tanpa berusaha untuk mencegah atau berbalik
diikuti irama gelegar dahsyatnya keinginan
dan sampai pada suatu tingkatan
pada suatu tempat di awan
kita termangu dalam sepi dan hampa
hanya sekejap
tetapi memuntahkan kemurkaan
ada ketakutan pada diriku
ada gamang pada diriku
"ada yang aneh dalam diriku ini, Tuhan?"
masihkan aku dibolehkan menyebut kata itu ?
tak tahu aku
yang kurasakan aku menikmatinya
dalam didihnya warna surgawi
di hari kudus ini
menari terus menari
melangkah diatas awan
jauh jauh tak terbilang
doa dan dosa menancap disana

jkt. 11.45

No comments: