aku datang !", teriak sebutir embun menempel di kaca jendela
"tapi tidak sendiri"
"sebentar lagi bersama saudaraku"
tak lama petir menari sekelebat dengan genitnya
membangunkan diriku untuk sahur
dan
bresss !
dalam sekejap saudara embun datang dalam jumlah ribuan
menyerbu atap rumahku
jatuh tergerai seperti kain korden tipis
menembus
menjelang pagi
yang semakin dingin
namun sahurku hangat
secangkir capucino membasahi batin
ilenk, 09.39wib di kantor
Wednesday, September 10, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment