Monday, December 29, 2008

Wakil rakyat wakil syahwat, Negara memisahkan mereka

Buku kumpulan puisi setebal 167 halaman yang terdiri dari 30 puisi dari A Slamet Widodo (A kepanjangan dari Aloysius), cukup mewah dari deretan buku puisi yang biasa saya koleksi. Judul cukup mengundang SELINGKUH dengan gambar grafis kuping lelaki di jewer ini, mengingatkan berita-berita infotainment tentang perselingkuhan yang marak.

Saya sepakat dengan cukilan komentar Triyanto Triwikromo, bahwa puisi Slamet terlihat spontan, segar dan tak bertanggung jawab pada estetika, juga sastra bagi Slamet lebih menjadi media pencerahan melalui canda yang sarat makna bukan karya sakral demikian cukilan dari Nugroho Suksmanto.

Hiburan parodi getir membalut setiap puisinya. Kehidupan sehari hari disekelilingnya menjadi hidup tergambar dengan sentilan canda dan cegek (bahasa Surabaya = kecewa) yang kadang merupakan protet diri kita sendiri.

Dia memasuki tema puisi yang jarang digeluti penyair-penyair lainnya, yang lebih mengutamakan estetika, menampilkan metaforik, mungkin dia cukup lelah dengan pekerjaan sehari-hari yang penuh estetika dan metaforik sebagai pengusaha, maka dia menyelami tema yang bertolak belakang dan menyoroti kehidupan nyata disekelilingnya.

Walau membuat puisi dengan canda, tetapi dari puisi itu ternyata ada terselip kritikan, ajakan dan ada pesan yang dia kirim untuk pembacanya. Kata-kata sederhana, sentilan bikin ketawa dan kadang juga cibiran terasa.

Saya kutipkan sebagian sentilan soal Selingkuh, sajak pada halaman pertama buku tersebut,

selingkuh itu
pengkhianatan perkawinan
karena sering saling “ahh ahh uhh uhh”
maka disebut selingkuh
ada pula yang bilang selingkuh itu
“selingan indah keluarga utuh”
tapi kalau nasib sial menjadi
“selingan indah keluarga runtuh”

Dalam sajaknya yang berjudul Pornogafi dan pornoaksi banyak kata-kata sindiran buat diri sendiri dan kita semua, bahkan juga mengingatkan . Saya kutipkan sebagian,
………………………………………
Di zaman global
siapa bisa mengawasi anak-anak nonton blue film
pencet computer seisi dunia ada di sana
sementara kita orang tua sebagai panutan
suka memutar blue film sendiri di kamar
…………………………………….
Setiap sajaknya terdiri banyak bait, ada yang kadang sampai 25 bait, seperti bercerita, tetapi karena ditulis dengan gaya canda sentilan, pembaca tidak merasa berat atau bosan. Hal ini beda dengan puisi penyair-penyair serius dan berat. Dan yang membuat saya merasa terhibur , puisi Slamet kaya tema.

Tema kehidupan sekitar yang tak akan habis tergali , saya merasakan penyair sekarang banyak miskin tema. Berkutat pada diri sendiri, alam dan tubuh serta cinta melankolis yang diramu dengan kata itu-itu saja. Padahal ada banyak rangkaian kata bisa kita susun dirajutan hidup keseharian kita ini. Slamet berhasil memotret sisi lain dan meramu menjadi berbagai tema di kumpulan puisinya ini.

Pada sajak berjudul LAPINDO, seperti mengingatkan kita akan bencana lumpur itu akibat kelalaian manusia juga
Lumpur panas itu
muncrat dari perut bumi
setelah beribu tahun menyembunyikan diri
sebuah kelalaian manusia
menghantarnya ke permukaan bumi
lumpur panas itu marah
lantaran daerah kekuasaanya dijamah
…………………………………………………………………
(diakhir puisi, penyair inipun masih sempat menyisikan senyum getir pada pembacanya),
…………………………………………………………….
Sidoarjo jadi Sidoancur
kuala lumpur pindah ke jawa timur
menjadi kuali lumpur menjadi kuala kubur
tak masuk ke akal kita…!

Memang tidak masuk akal, gara-gara lumpur ini, setiap saya mau pulang mudik ke Jawa Timur harus jeli mengukur waktu. Sejak tragedi Lapindo, betapa sengsara perjalanan ini, dari Surabaya perjalanan darat ke Jember harus dilakukan pada malam hari kalau tidak akan terjebak macet luar biasa panjang dan lama, karena tidak berfungsinya sebagian jalur tol Surabaya – Gempol akibat terpotong genangan lumpur.

Pada sajak Bencana itu bernama banjir, saya kutipkan penggalan bait di tengah, membuat saya tertawa,
………………………………………….
Ada yang tinggal di real estate berkata
“dulu developer bilang dijamin tidak banjir
sekarang bilang banjir tidak dijamin”
dulu hanya orang tertentu punya kolam renang
sekarang semua orang punya kolam renang
mau meninggalkan rumah takut dijarah
tidak meninggalkan rumah kelaparan menjajah
developer di kelapa gading
terpaksa iklan apartemen dengan bonus perahu karet

Judul-judul puisinya sederhana, dari judul bisa langsung dapat diketahui tema dan isi puisi itu. Seperti puisi berikut ini, yang saya buat judul dari resensi ini. Tema dan isinya menngingatkan kita semua akan dagelan wakil rakyat yang ketahuan selingkuh dengan penyanyi dangdut dan adegan syurnya tersebar dimana-mana yang diambil dari hpnya. Kalau mengingat itu, hati saja menangis sedih, bagaimana tidak sedih wakil rakyat yang seharusnya bermoral tinggi dan bisa menjadi contoh menyebar aroma lendir dengan wanita lain dan itu gambar berhari-hari menghiasi layar kaca, saya sendiri sampai muak, karena ada dua kurcaci saya yang juga kadang nonton berita.

Wakil rakyat wakil syahwat

Ada wakil rakyat kita
orangnya baik dan alim
maka ditunjuk jadi ketua bidang kerohanian
bahkan diprediksi jadi menteri agama
………………………………………….
Seorang penyanyi dangdut
menari midat-midut
membuat ia kepincut
terpesona tak bisa beringsut
……………………………………………..
karena pingin ada memori percintaan
sebagai bagian penting kehidupan
karena godaan setan
peristiwa ajub-ajuban pun divideokan
seperti peristiwa pesta pernikahan
sebuah video porno
mengantar keluarganya jadi nelongso

Sajak sajak Slamet tidak hanya mengambil tema disini, bahkan teropong itu jauh juga menjelajah. Pada sajak yang berjudul SADDAM, mengingatkan seorang presiden Irak yang sebagian rakyatnya mengangkat sebagai pahlawan sekaligus juga pecundang. Salah satu presiden di dunia yang berani melawan hegemoni Amerika Serikat. Saya kutipkan bait akhir dari sajak ini , silahkan pembaca mengisi jawaban dari pertanyaan di akhir baris puisi ini,
………………………………………………………..
Begitulah hukum alam
yang kuat menerkam yang tak berdaya
bush menerkam saddam
orang yang dulu maha kuasa
sekarang tak berdaya
lalu bush diterkam siapa?
ketika saddam berkuasa
selama 30 tahun
200.000 orang mati jadi korbannya
ketika saddam turun tahta kerna amerika
selama 3 tahun 650.000 orang mati
korban perang saudara
lalu yang lebih baik bush atau saddam?

Kalau saya jawabannya sama dengan wartawan Irak yang melempar sepatu kala Bush pidato di Bahdag beberapa waktu lalu, yang menggegerkan dunia dan dalam sekejap membuat otak pembuat game terpacu adrenalinnya.

Disamping sajak diatas, Slamet juga membuat sajak berjudul Guantanamo dan Intifada. Sajak-sajak lain tentang profesipun disinggungnya dalam berpuisi. Dokter, Nelayan, Pengacara, Hakim juga Preman tak luput dari peneropongan Slamet dalam menggali tema untuk isi puisinya.

Lihatlah, sindiran atas profesi Dokter, yang oleh banyak kalangan disorot melakukan malapraktek tetapi selalu lolos dari jeratan hukum. Saya kutipkan sebagian,
……………………………………………..
Dokter
di republik ini
tak kalah pintar dari dokter luar negeri
karena merasa pintar
semua dikerjakan sendiri
tak mau berbagi dengan dokter lain yang ahli
pasien yang mustinya sembuh malah mati

Celakanya rasa bersalah tak ada di hati
yang disalahkan
laboratorium, suster, atau pasien itu sendiri
keluarga korban tak tahu hal ini
keluarganya terbunuh mati
malah mengucapkan terima kasih atas malapraktek ini

Saya jadi teringat almarhumah istri boss yang meninggal 3 tahun silam setelah menjalani operasi pembuluh di jantungnya, kabarnya pada waktu itu tensi beliau sedang tinggi, tetapi dokter tetap melakukan operasi, hanya dalam hitungan jam setelah operasi besoknya meninggal dunia, setelah sebelumnya beberapa hari dirawat. Biaya operasi menghabiskan 150 juta rupiah. Kalau memang kematian sebuah takdir, seharusnya tanpa operasipun almarhumah pasti akan meninggal, tak perlu bersedekah pada dokter dan rumah sakit. Kalau kemudian meninggalkan teka-teki adanya dugaan malapraktek, keluarga menerimanya sebagai sebuah takdir, ironis.

Judul puisi lainnya Sakauw, Merokok, dan juga Viagra tak luput disemainya menjadi kumpulan kata yang menghibur juga memberikan peringatan pada pembacanya.

Merokok
………………………………………
Perokok pembayar setia pajak
seharusnya ia jadi pahlawan
triliunan rupiah disetorkan
tapi perokok jadi hujatan
Bila merokok dilarang istri
bisa bikin suami maki-maki
bila merokok dilarang Negara
pabrik rokok gulung tikar semua
urusan rokok memang dilema
…………………………………………….
Merokok itu
membeli racun
membakar uang
menyantap asap
memperkaya orang
menuai penyakit
membuat ketagihan
bila mau coba silahkan

Dua kurcaciku pastinya tetap saya larang merokok, disamping belum punya uang sendiri, rasanya dalam pikiran saya tetap tidak menyehatkan untuk dompet dan kesehatan tubuh. Saya tetap tidak suka asap rokok, karena rokok bila tidak dihisap tenang saja berbaring di kotaknya, dia indah dipandang, tetapi kalau sudah dipakai dan mengeluarkan kepulan putih itu, maka kontan saya membencinya dan ingin meringkus dan membunuhnya.

Ternyata puisi bisa menari dalam imajinasi pembacanya. Ya, tafsiran isi puisi memang bisa menjadi racun bila penyairnya mampu meracuni pembacanya. Racun kebaikan tentunya yang selalu diharapkan juga peringatan keburukan dari pesan yang ingin disampaikan penyair pada pembacanya. Karena dimata saya penyair juga bisa bertindak seperti rasul layaknya dalam menyampaikan pesan Ilahi lewat rangkaian kata-kata yang disusunnya.

Pembacaan saya sudahi dengan hentakan lagu Goyang Duyu dari Project Pop menggema riang, seriang sajak-sajak Slamet namun meninggalkan bekas yang arif untuk diingat dan dicerna.

Bogor, 21 Desember malam hari ibu, dalam cuaca mendung.

No comments: